
www.guitarcommunityofindonesia.or.id, Rahman Syarief dengan gelar Sarjana Ekonomi, salah satu gitaris Indonesia yang kerap dipanggil Alex Malmsteen, lahir di Kota Markisa yaitu kota Makassar, pada tanggal 06-09-1982, bermain gitar sejak kecil, dan punya style atau gaya permainan Neo Classical. Lagu pertama dimainkan oleh Alex adalah Isabella, Sweet Child O Mine karya dari Guns n Roses band asal Amerika Serikat.
Gaya Permainan :
Gaya permainan Alex dipengaruhi oleh gitaris-gitaris dunia seperti Yngwie J Malmsteen, Joe Satriani, Steve Vai, Jimi Hendrix.
Permainan melodi yang kerap kali dimainkan oleh Alex Harmonic Major dan Minor scale
Lagi kesukaan : Rising Force by Yngwie J Malmsteen
Pernah Manggung dimana saja : Tv 7 Dreamband, SCTV Inbox, RCTI Dahsyat, anniversary Dahsyat RCTI, ANTV 100 Ampuh, Metro Tv acara Metro Pagi, Indosiar Tv Hitsteria, Tv TVRI Kren, Jak TV, dan 100 Gitaris di Lapangam Gelora Bung Karno ( GBK ) dll.
Anggota komunitas gitar : Guitar Community Indonesia
Sebagai Wakil Ketua Umum GCI
Sebagai Ketua GCI Chapter Bogor
Sebagai Ketua Persatuan Artis Penyanyi, Pencipta Lagu dan Pemusik Republik Indonesia ( PAPPRI ) DPC Bogor )
Pada tahun 2006, bergabung dengan “Prabu band” di bawah Atlanta Record. Pada tahun 2004, ia menjadi finalis Kontes Yamaha Musik kategori gitar elektrik sebagai perwakilan dari Indonesia Timur. Pada tahun 2005, ia menjadi finalis Dream Band sebagai perwakilan dari Indonesia Timur. Pada tahun 2008, bergabung dengan “Bintang Band” dan menandatangani kontrak dengan Nagaswara. Masih dalam pengawasan Nagaswara : bergabung dengan Saleena Band pada tahun 2012 ( Label Nagaswara ), pada tahun 2014 dengan DasiAD Band ( Label Nagaswara ), pada tahun 2016 dengan Bintang Band ( Label Nagaswara ) lagi dan pada tahun 2017 dengan band Abad 21.( Label Nagaswara ) Pada tahun 2021 ALLXTRI Band ( Label Nagaswara ) dan sampai saat ini
Album solo : Neo Apocalypse
Style bermain gitar :Neo Clasical
Zodiak : Virgo
Ikutan member GCI sejak tahun : 10 November 2009
Equipment:
Gitar yang dipakai saat ini :Fender Stratocaster dan Ibanez
Equipment effect yg dipakai saat ini : Valeton GP 200 R
Amplifier yang digunakan saat ini : Marshal
Kabel jenis apa yg dipakai : Neutrik
Recording :
Suka recording direct atau Todong mic : Direct dan Todong
Alasan saya suka dua-duanya karna mempunyai karakter yang berbeda dan bila di gabung menjadi suatu karakter aeorang gitaris
Alasan suka direct : Alasan Suka
Direct gitar adalah teknik menghubungkan gitar langsung ke sistem audio tanpa menggunakan amplifier fisik. Teknik ini sering digunakan dalam live performance dan recording karena memberikan beberapa keuntungan, seperti mengurangi noise, meningkatkan fleksibilitas suara, dan memudahkan proses mixing saat recording dan dalam live performance juga gitar saya dihubungkan langsung ke sistem PA (Public Address) atau mixer melalui perangkat seperti DI Box (Direct Injection Box): Mengubah sinyal high-impedance dari gitar menjadi low-impedance, sehingga dapat dikirim ke mixer tanpa kehilangan kualitas dan memakai Amp Simulators atau Multi-Effects Pedals: Beberapa pedal atau prosesor digital yang memiliki simulasi amplifier dan kabinet, dan memungkinkan saya mendapatkan suara amp favorit saya tanpa membawa amplifier fisik.
Ada beberapa kelebihan dan kekurangan saat Direct saat libe perfor :
Kelebihan Direct Gitar Saat Live:
✅ Mengurangi kebutuhan membawa amp besar dan berat.
✅ Meminimalisir noise dan feedback di panggung.
✅ Memudahkan kontrol suara di FOH (Front of House).
✅ Fleksibilitas dalam sound shaping menggunakan amp sim dan efek digital.
Kekurangan:
❌ Kurang terasa “feel” dan respons seperti dari amplifier asli.
❌ Jika tidak menggunakan amp sim yang baik, suara bisa terdengar terlalu steril atau digital.
Dan alasan suka todong : Lebih terasa Feel dan Keuntungan Menggunakan Teknik Todong Gitar Saat Live
✅ Menghasilkan suara yang lebih alami dibandingkan direct input.
✅ Memungkinkan kontrol yang lebih besar terhadap karakter suara di FOH (Front of House).
✅ Mengurangi risiko feedback dibandingkan pickup piezo atau soundhole pickup pada gitar akustik.
Namun, teknik ini juga memiliki tantangan, seperti potensi bleed dari instrumen lain dan sensitivitas terhadap pergerakan panggung. Oleh karena itu, penempatan mikrofon harus stabil dan sesuai dengan kebutuhan musik yang dimainkan.
Pesan dan kesanmu menjadi seorang gitaris : Jangan pernah berhenti latihan dan terus menggali potensi dalam diri kita dan selalu membuatlah karakter diri sendiri di pergitaran